Di Hasanah Graha Afiah (HGA) saya langsung di bawa ke ruangan besar yang di dalamnya ada tiga tempat tidur, beberapa petugas medis, dan sejumlah keperluan operasi. Masih dalam keadaan mules tak terhingga. di situ saya dipersiapkan. Pakaian saya dibuka, telanjang, lalu ditutupi selimut. Seorang suster dari Budhi Jaya tetap menemani saya. Samar-samar saya mendengar percakapan antara suster Budhi Jaya dengan suster HGA, intinya, suster HGA marah-marah karena bagian perut saya, dekat kemaluan, belum dibersihin. ahayy....saya nggak tahu harus bersih-bersih dulu sebelumnya. eh, tapi bukan berarti kotor ya... dan suster itu pun membersihkannya.
selesai siap-siap, saya didorong ke ruang operasi. ada beberapa orang, anthara dokter dan perawat saya nggak tau. nggak lama, sampai, saya langsung disuruh duduk.
"Membungkuk sedikit," kata dokter laki-laki.
"sedikit lagi," katanya.
Dan, cusss.... tulang punggung saya disuntik. anastesi.
langsung, mules yang tadinya bikin saya rela menyerahkan apa saja yang saya miliki, langsung hilang.
"Mulesnya masih kerasa?" seorang doketr bertanya.
"Nggak," kata saya.
"Ini kerasa nggak?" dia bertanya lagi.
entah apa yang dia pegang, tapi saya sama sekali nggak ngerasa apa-apa.
ok. itu pertanda bahwa perut saya segera dibelek. dalam proses itu, saya nggak dengar suara ribut-ribut alat operasi. padahal saya ngebayangin seperti yang di serial ob/gyn Korea itu. tapi, saya malah dengerin obrolan soal sahur bersama anak yatim. ada pula dokter yang minta beliin sate buat sahur. ahayyy...saking seringnya ngoperasi orang, operasi yang bikin saya jantungan ini buat mereka seperti nyuci piring aja, santai kayak di pantai. padahal...berbagai pikiran buruk muncul pas operasi mau dimulai. ya takut biusnya kebanyakan terus saya nggak bangun-bangun lagi, takut nanti guntingoperasinya ketinggalan, takut nanti pendarahan, ah macam-macamlah.
di tengah berbagai pikiran buruk itulah tiba-tiba saya mendengar suara seperti kucing teriak-teriak. suaranya kencang.
tiba-tiba seorang dokter perempuan nyodorin bayi di atas saya dan mengarahkannya ke dada.
ahay..ini dia imd, inisiasi menyusui dini. nggak lama, mungkin cuma 5 menit. si kaka langsung dapat puting saya, meskipun belum ada airnya, dia isap juga.
"bayinya laki-laki, jari tangannya lengkap, jari kakinya juga, telinga, mata, semua lengkap," kata dokter perempuan itu.
di perut saya, para dokter yang lain masih juga bekerja, mungkin tetap santai karena orolan tetap berlangsung.
nggak sampai 30 menit operasi itu selesai. saya belum ngerasa apa-apa ketika didorong ke ruang persiapan tadi.
di ruangan itu, saya disuruh istirahat. tapi nggak bisalah. saya tetap melek sampai pagi. sampai seorang suster datang dan minta baju saya karena mau dibawa ke ruang perawatan.
tapi...sial tidak bisa ditolak, tas yang say persiapin untuk di RS, dibawa pulang om. dan baru bisa dianter lagi setelah subuh. ahh..saya terpaksa telanjang sampai pagi benar-benar datang.
yang bikin saya nggak bisa tidur sampai pagi adalah rasa mual. uh....entah apa yang tersisa dalam perut saya setelah saya muntah parah sejak di budhi jaya tadi. tapi saya tenang, yang mual bukan saya seorang. di sebelah saya, yang operasinya kayanya di belakang saya, juga muntah parah. mual itu baru berenti ketika suster nyuntikin obat antimual di infus.
nggak lama, suster nganter teh hangat. saya disuruh minum. tapi, ingat-ingat cerita temen yang katanya nggak boleh makan atau minum sebelum buang gas pascaoperasi, saya awalnya menolak. susternya ngejelasin, bahwa sekarang nggak apa-apa makan-minum walaupun belum buang gas. dan saya pun minum, lalu muntah lagi.
agak siang baru saya bisa pindah ke ruang perawatan. saya dibawakan kemeja belah depan yang umurnya udah agak lama. dan ajabi. kemeja itu nyaris nggak bisa dikancing karena dada saya membesar. hahahaa....
tapi saya pakai juga dan baru ganti lagi setelah muntah. rupanya obat mual cuma bertahan sebentar.
Di HGA, saya cuma diraway sehari. Kaka diantar ke ruang saya dirawat. sesekali saya susuin, meskipun belum keluar air. di situlah handai taulan mulai datang. dimulai dari pipan sekeluarga dan deden, lalu disusul nerin dan aryo, sambil bawa bak mandi segede gaban (hahahaaa...tengkyu sis).
tengah malam saya pun diantar ke Budhi Jaya untuk perawatan sampai empat hari ke depan.