Dua hari lalu saya ke dokter kandungan. Tapi kali ini bukan dr Tofan, bukan pula di RS Bunda Margonda. Saya coba-coba dr Maman Hilman di RSB Budhi Jaya, Depok Timur. Saya pilih dr ini atas saran seorang teman. Dr Maman praktik di Hermina dan HGA juga.
Awalnya saya datang ke RSB Budhi Jaya cuma untuk survey melahirkan normal. Pergilah saya dengan suami, yang hari itu bela-belain nggak masuk kerja, ke situ di pagi hari. Dari situ rencananya kami mau ke Depok Jaya, sekalian kontrol dengan dr Asmawinta, itu juga dr yang baru akan saya coba. Sama dengan dr Maman, dia juga praktik di Hermina dan HGA. Nah, pas liat ruang perawatan di Budhi Jaya yang sepertinya bangunan baru, suami langsung tertarik. Kamarnya gaya rumahan, ada kulkas, ac, tv, wastafel, kamar madi dalam. Itu untuk VIP A dan B serta kelas 1 a dan b.
Tapi saya bilang ke suami, lihatlah yg RSB Depok Jaya dulu. RSB itu lebih terkenal diceritain di blog orang. Dan nampaknya lebih tua juga usianya.
Akhirnya, setelah sempat mampir sebentar di RSB Sumber Bahagia yang juga di Depok Timur, saya dan suami ke Depok Jaya, Jl Rambutan, Depok I. Ada dua bangunandi situ, bangunan lama dan baru. Tapi kami masuk ke bangunan baru karen apraktik dokternya di situ. Setelah daftar, dapat nomor antre dua. Suami langsung jatuh cinta sama sitausinya yang adem, sepi, dan bersahabat. Sambil nunggu dokternya yang katanya baru berangkat dari HGA, kami iseng liat kamar. Susternya ramah, mau nganter ke setiap kamar di bangunan lama itu. Saya lupa ada berapa kamar, tapi ada VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III.
Tapi, ruangan-ruangan itu sungguh membuat kami nggak tertarik lagi. Ruangannya kecil. Fasilitasnya tua, juga kamar-kamarnya. Seperti kos-kosan di pusat kota yang di sekat-sekat tripleks dengan cat putih.
Akhirnya kami putuskan, nggak jadi melahirkan di situ.
Kami pun kembali ke ruang tunggu konsultasi dokter, sambil cari akal bagaimana supaya bisa kabur. Akhirnya saya pilih jalan halus dengan bilang saya mau konsultasi ke dr Nel aja besok. Alasannya, atas rekomendasi teman.
Kaburlah kami dari situ. Pulang ke kontrakan. Kami putuskan, kami coba dr Maman di Budhi Jaya yang jadwal praktiknya malam itu juga.
Abis buka puasa, kami berangkat ke sana. Dapat urutan 19, sekitar pukul 9.30 baru bisa konsul.
setelah ditanya-tanya dikit soal kondisi dan tempat kontrol selama ini, dr Maman langsung periksa. Dia pegang bagian atas perut, "wah bayinya besar," kata dia.
Dia bilang, usia kandungan udah 38 minggu. Dan bayinya sampai 3,5 kg. Tanpa periksa dalam atau yang lain2, dia langsung bilang saya agar melahirkan sesar.
"Ini sih harus lewat jalan tol, udah sesar aja," kata dia.
Saya dan suami kaget dong... Selama ini dr Tofan nggak pernah nyinggung-nyinggung sesar. Dia cuma minta saya kurangin makan atau minum manis dan banyak jalan supaya bayinya segera masuk ke jalan lahir.
Ah, apa karena saya ganti dokter mendadak? sering juga dengar cerita seperti ini.
Pengen nangis rasanya divonis sesar.
Saya dikasih waktu satu minggu, dan dalam satu minggu ini saya mau usaha supaya normal. Dan mungkin kembali ke dr Tofan.
Oh iya, dr Maman ini rekan dr Tofan jg di HGA. Kata dia sih, dr Tofan itu ade kelas dia waktu kuliah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar