ini bukan perawatan profesional. Saya dirawat secara khusus di BCB, kamar atas, oleh perempuan-perempuan berpengalaman. Ada emak, tante, dan beberapa hari kemudian nenek datang dari lampung.
di sini, masalah saya adalah menyusui. asi saya belum terlalu banyak sehingga setiap hari saya disodorin bermngkuk-mangkuk sayur bening, berbotol-botol susu (sapi maupun kedelai), dan makanan-makanan pendukung lainnya. tau yang dimaksud dengan makanan pendukung? nasi dan tempe/tahu goreng. konon, ibu menyusui belum boleh makan pedas, belum boleh makan yang enak-enak termasuk makanan bersantan. ahay...saya tidak mengeluh, cuma ngerasa lucu aja kok saya bisa juga makan makanan seperti itu.
masalah menyusui lainnya adalah puting saya yang luka. alhasil, setiap saya menyusui, saya hampir nangis. yang parah payudara kanan, sampai putingnya mblesek atau ilang. yang saya susuin akhirnya sebelah kanan. tapi..kata emak, payudara yang nggak disusuin bisa lebih kecil, akhirnya saya cari akal. saya nekad ke ITC, beli pompa asi. dapatlah medela harmony yang harganya 475.000. dengan alat itu, saya berhasil ngeluarin asi dari sebelah kanan. masalahnya, kaka kini harus minum asi itu pakai dot. sumpah saya nggak tega. saya nggak mau liat pertama kali kaka disentuh dot. dan gara-gara dot laknat itulah akhirnya kaka nggak mau lagi nyusu langsung. di hari ke 20 (sekitar itulah), kaka mulai menangis setiap kali saya nyusuin dia langsung. sedih tak terhingga.
kesalahan saya yang pertama adalah ngasih asi dengan dot itu. mestinya saya konsultasi dengan dokter dulu, harusnya kaka dikasih asi dengan sendok, gelas, atau pipet. supaya dia nggak bingung puting. terlanjur sudah. pengen ngeberentiin pake dot, emak saya ngelarang. katanya, di umur kaka 3 bulan nanti juga dia bakal pake dot karena saya harus masuk kerja. dan saya menurut aja, ngebiarin kaka bingung puting. padahal, kalau nggak disusuin, asi saya bisa kering sebelum enam bulan. sekarang saya cuma bisa berdoa, saya mau asi saya tetap ada. berjuang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar