Selasa, 13 Agustus 2013

Mudik, Naik Kapal Laut

Kaka senang jalan-jalan. Naik apa pun, mulai dari motor, angkot, mobil, kereta, kapal, pesawat. Aih... gak heran ya dia tertarik sama jenis-jenis transportasi. Dia tau semuanya. Dan, hampir semua udah dia naikin, kecuali truk tentunya. Di antara banyak jenis transportasi itu, dia lagi senang dengan kapal laut. Dia sebenarnya udah pernah naik kapal laut, waktu umur 3 bulan dan 15 bulan. Cuma, dia belum terlalu antusias sm kapal. Mungkin dia belum ngerti yah. Nah, Lebaran kemarin, Kaka kembali naik kapal dalam perjalanan mudik ke Lampung naik mobil bareng kakek ayah, nenek ibu, nad, fahri, eha, faiz, dika, papa pupung dan gue. Berangkat malam takbiran. Sampe merak tengah malam. Di tol sih sepi, tapi di MErak rupanya masih ramai. MObil antre mau masuk kapal sekitar satu jam, nggak terlalu lama sih untuk ukuran orang mudik. Nah, di tengah antrean itulah ada kesempatan main di pelabuhan. Wuaah... betapa senengnya si Kaka begitu keluar mobil. Banyak kapal, meski yang keliatan lampu-lampunya doang. Kapal yang jauh berlahan-lahan mendekat. Tapi pas akhirnya sandar, di dermaga yang ada pas di depan kami, Kaka nggak terlalu antusias. Mungkin karena kapal jadi keliahatan seperti bagian dari bangunan pelabuhan aja. Kaka kembali sadar bahwa itu kapal ketika kapal itu berlahan-lahan lepas dari dermaga, jalan lambat keluar pelabuhan. Yang bikin Kaka kaget adalah suara kapal "tuuut...tutt...tutt..." yang menandakan kapal segera berangkat. Dia peluk gue erat-erat, teraik setiap kapal bunyi. ketakutan sekali tampaknya. Tibalah giliran kami masuk kapal. Kaka nggak terlalu antusias karena seperti masuk ke dalam parkiran gedung aja. Di dalam kapal, Kami naik ke kelas yang nyaman. Telat sih, sebagian kelas udah penuh. Dapetnya kelas yang duduk di kursi biasa. Untungnya AC. Sebenernya milih masuk kelas yang nyaman demi menyelamatkan kaka yang nggak bisa diam. Takutnya dia keluar, lari-lari, kecebur deh..IHHHH... Atau takut kaka masuk angin karena anginnya kencang banget. Ujan pula. Eh, tapi ternyata banyak ibu yang milih tetap di luar kelas. Anaknya dipeluk erat-erat demi melindungi dari cuaca buruk. Kesian sih. tetap aja basah. Meski udah di dalam kelas, Kaka rupanya nggak terlepas dari mabok. Isi perutnya keluar. Wuih... baju celananya kotor. Begitu juag nenek ibu yang gendong dia. oh ya, gue sih udah tepar duluan. Sebenarnya, sebelum berangkat, gue udah disaranin makein plester di puser kaka. biar nggak masuk angin. Tapi gue pikir, kaka udah dua kali naik kapal. Udah pernah cuaca ekstrem pula. dan dia baik-baik aja. Rupanya kali ini beda. Mestinya gue tetap berjaga-jaga ya, masangin plester itu. Ah tapi ya sudahlah. Siapa pula yang bisa nebak laut? Untung aja di tas doraemon ada minyak telon, sepasang baju ganti. Kaka pun segar lagi. Sampai di Bakauheni, hari udah pagi. Pelabuhan indah. Tapi kaka nggak terlalu tertarik, mungkin karena abis mabok dan ngantuk setelah nggak tidur semalaman. Dia pun melewatkan pemandangan kapal-kapal itu begitu saja. Tapi... begitu sampai di kampung kami, yang letaknya nggak terlalu jauh dari bakauheni (dari situ merak kelihatan), kaka senang bukan kepalang. Di laut, terparkir perahu-perahu nelayan yg diseutnya kapal laut. Gak seberapa jauh dari daratan juga berlabuh kapal ferry. Sepanjang kami di kampung, kapal itu nggak beranjak. Itulah yang jadi hiburan Kaka setiap hari. Pagi-pagi dia bangun, langsung keluar rumah dan ngecek kapal itu, lalu teriak sambil nunjuk "apau aut". Mari kita ke sana lagi, ka.

Tidak ada komentar: