Jumat, 22 Januari 2016

Hamil? Saatnya Ganti Bra

Ketika hamil, bukan hanya perut yang bakal membesar. Payudara juga. Gak cuma membesar, payudara bakal berasa sakit. Lho, kok bisa? Iya, payudara membesar seiring dengan menebalnya lapisan lemak akibat bertambahnya kelenjar susu dan darah. Ini biasanya terjadi di semester kedua sampai ketiga. Tapi soal sakit, itu terjadi sejak awal-awal kehamilan. Menurut banyak literatur, penyebabnya adalah bertambahnya hormon estrogen dan progesteron, konon buatpersiapan menyusui ketika melahirkan kelak.

Nah, kalau sudah begini, saatnya buat ganti bra. Ini udah gue lakukan, nggak sekaligus sih. Karena harga bra itu nggak murah (ih... apa sih yang murah?), maka gue belinya nyicil. Jadi gue juga masih make bra zaman sebelum hamil, tapi yang masih memungkinkan dipakai aja sih. Agak menyiksa emang, tapi ya sudahlah.

Bra bra baru gue ini naik dua ukuran, biasanya gue pakai nomor 32 (ih kecil banget) atau 34, sekarang gue pakai 36. Masih belum terlalu besar sih, tapi yang jelas banyak bra yang sebelum hamil itu cuma mampu menutupi "puncak"-nya saja. Sementara, "Lereng"-nya beleber kemana-mana. Bukan cuma nggak nyaman sih, tapi kalau pakai baju bahan kaos, jadinya nggak sedap dipandang.

Bra seperti apa yang gue beli? Yang biasa-biasa aja, bra emak-emak terutama. Sengaja gue nggak beli bra menyusui yang bagian tengahnya bisa dibuka, atau ada bukaan di bagian sambungan cup depan. Berdasarkan pengalaman menyusui gue lebih dari empat tahun lalu, ketika melahirkan Kaka, gue nggak terlalu suka pakai bra menyusui. Padahal waktu itu gue semangat ba nget beli bra menyusui. Emang lebih praktis sih karena gue nggak perlu buka kaitannya, tapi buat gue yang menyusui, atau bayi gue, kayaknya nggak nyaman karena yang terbuka cuma bagian puncaknya aja. Alhasil, setiap kali menyusui, gue tetap buka kaitan dan membiarkan payudara gue terbuka di semua bagian.

Bra menyusui ini juga gue rasakan nggak asyik ketika mompa ASI. Sekali lagi, ini memang lebih praktis. Tapi entah kenapa, gue ngerasa kalau pakai bra menyusui itu, corong pompa nggak ketutup semua sama bagian payudara. Jadi ada celah angin sedikit. padahal kalau mompa itu, angin yang masuk bisa mengurangi daya isap pompa. Nah, alhasil, biar kata mompa di kantor atau di musola (dulu kantor saya nggak ada ruang menyusui), tetap aja buka kaitan bra.

Satu lagi kriteria bra pilihan gue adalah tanpa kawat. Iya, kebayang dong kalau nanti menyusui gue pakai bra yang berkawat, bakal kaku banget ketika dibuka buat menyusui. Biar kata kawat ini bikin payudara kelihatan bulet kayak punya perawan, tapi nggaklah. Gue sekarang cari yang nyaman-nyaman aja buat dipake. Hamil tuh udah bikin lo nggak nyaman sama tubuh sendiri, jadi biar nggak nambah, pilihlah yang nyaman-nyaman aja buat segala sesuatu buat segala sesuatu yang bakal lo pake. Apalagi bra.

Tidak ada komentar: