Jumat, 15 April 2016

Kontrol ke Dokter Kandungan Pakai BPJS Kesehatan

Dua pekan lalu, saya akhirnya memanfaatkan fasilitas kontrol ke dokter kandungan BPJS Kesehatan. Saya pilih RS Hasanah Graha Afiah yang lebih dikenal inisialnya, HGA. Saya pilih RS ini atas rekomendasi teman yang sekitar empat bulan lalu melahirkan di sana dengan fasilitas ini juga. Lagi pula, anak pertama saya juag dilahirkan di situ. Jadi meski agak jauh dari rumah, saya merasa lebih nyaman aja.

Jalan menuju HGA dengan BPJS ini agak lumayan panjang. Saya ngikutin prosedur, ke klinik faskes tingkat pertama, yaitu Azzahra yang di RTM itu, untuk minta rujukan. Persoalannya adalah, saya belum pernah pakai kartu BPJS saya, jadi saya nggak bisa minta diagnosis dari bidan jejaring klinik itu. Pernah sih saya coba, tapi saya ditolak sama bidan Dian Sokib. Alasannya karena saya nggak periksa dari awal. Padahal sih ya, kalau bidannya itu emang bidan baik-baik, dia nggak boleh nolak. Eh, ini si bidan malah curhat, nggak dibayarlah, kalaupun dibayar kecil bangetlah... halah....

Akhirnya saya periksa di bidan puskesmas di Depok II untuk minta rujukan ke dokter. Saya sih yakin aja bakal dapet karena sejarah melahirkan pertama sesar. Kata si bidan, pasien BPJS bisa dirujuk ke rumah sakit di usia kandungan 35 minggu. Apalagi kalau si pasien itu pernah sesar. Lancarlah jalannya. Eh tapi nggak selancar itu juga. Ternyata bidan di puskesmas ini cuma bisa ngasih diagnosis bahwa saya ada indikasi melahirkan sesar lagi. Dia nggak bisa ngasih rujukan karena puskes itu bukan faskes tingkat pertama saya. Meski udah dapat diagnosis, saya tetap harus ke Azzahra untuk minta rujukan.

Maka, bermodal selembar kertas itu, datanglah saya ke Azzahra. Setelah nyerahin diagnosisnya, kartu saya diperiksa, aktif atau tidak. Lalu, ditanya, mau ke rumah sakit mana. Meski udah ada diagnosis dari bidan, saya tetap diperiksa dokter umum yang praktek di sana. Nggak dipetiksa sih, cuma ditanya-tanya, kenapa saya sesar dll.

Dari klinik itu, saya ke HGA. Di RS ini, nggak semua dokter kandungan melayani BPJS. Ada beberapa dokter yang membatasi pasien BPJS-nya, misalnya 5 pasien aja per hari. Saya pun nggak bisa milih dokter. Ketika saya nelp untuk daftar, saya disaranin ke dr Rizal Gani karena pasien BPJS-nya nggak dibatasi. Sayangnya, di RS ini pasien BPJS nggak bisa daftar lewat telp, harus datang langsung. Saya disaranin datang jam 5 karena di sokter mulai praktik jam 6 sore.

Dari kantor, saya pun melaju dengan kereta ke Depok Lama. Dari situ naik ojek ke HGA. Tepat jam lima sampai di sana, langsung mendaftar. Nggak susah, di resepsionis ada pelayanan khusus untuk pasien BPJS. dari situ, saya disuruh ke meja pelayanan BPJS untuk daftar ke dokternya. Hari itu, Kamis, ada tiga SpOG yang praktik, dr Rizal, dr Iwan, dan dr Dewi. Dr Dewi ini nggak terima pasien BPJS. Dr Iwan pasien BPJS-nya dibatasi hanya 4. Dan saya pun mendaftar ke dr Rizal. Modalnya, fotokopi kartu BPJS dan surat rujukan dari faskes tingkat pertama, juga KTP. Setelah selesai proses pendaftaran, saya disuruh nunggu.

Setelah nunggu, saya dapat kabar buruk. si dokter nggak bisa praktik karena ada tindakan. Saya dikasih pilihan ke hari lain, tapi saya tolak. Saya minta ganti dokter aja kalau bisa. Dan ketidakhadiran dr Rizal ini mengantarkan saya ke dr Iwan Heryawan, SpOG. Ternyata masih ada slot satu pasien BPJS lagi yang kosong. Huhuhuu.. rezeki mama soleh.

Dr Iwan ini nggak begitu asing buat saya. Saya memang belum pernah jadi pasien dia, tapi dulu, waktu melahirkan Kaka, ada teman seperjuangan yang ditangani dia. Jadi meski nggak kenal, saya ngerasa kenal aja. Dokter ini udah agak senior, perawakannya kurus tinggi, rambut sebagian abu-abu, dan ramah. Hal yang bikin saya inget adalah, dia nanya, "Dulu kamu ditangani dr Maman ya?" Agak kaget juga sih, soalnya di pendaftaran, pas ditanya, saya bilang belum pernah jadi pasien di sini haha. Tapi data nggak bisa bohong ya.

Dokter ini cukup baik ngejelasinnya. Ketika periksa kandungan saya melalui usg, dia juga ngejelasin. Bahwa anaknya perempuan, sehat, beratnya 2,7 kg. Ha? 2,7? beda sungguh sama dr Samson yang seminggu kemudian mengatakan beratnya baru 2,3 kg. Tapi ya sudahlah. Yang bikin saya kaget juga, HPL saya jadi maju. Kalau di dr Samson dibilang 2/3 Mei, di sini dibilang 27 April. Nah lho.... Tapi yang jadi fokus saya adalah, saya bisa melahirkan normal nggak? "Kita lihat dua minggu lagi, ya" kata si dokter. Di akhir pertemuan ini, dia kasih selembar kertas yang bisa jd paspor untuk pemeriksaan berikutnya. Saya nggak dikasih vitamin, USG juga nggak dicetak. Harusnya sih, kemarin atau hari ini saya kembali kontrol. Tapi perjuangan untuk ketemu dr Iwan ini agak susah ya. Saya mesti datang langsung ke HGA untuk daftar, dan saya mesti bersaing dengan pasien BPJS lain untuk mengisi 4-5 jatah pasien setiap harinya.




4 komentar:

Unknown mengatakan...

Sekian bulan periksa kehamilan. Baru tau ttg bpjs di HGA nih. Ternyata dokter dewi ngga bs pakai bpjs ya. Alhamdulillah slm ni pakai pribadi jd bs dftr via tlp.

Unknown mengatakan...

Sekian bulan periksa kehamilan. Baru tau ttg bpjs di HGA nih. Ternyata dokter dewi ngga bs pakai bpjs ya. Alhamdulillah slm ni pakai pribadi jd bs dftr via tlp.

Mutiara Nur Arafah mengatakan...

Bun kalo mau lahiran normal di hga pakai bpjs itu bs ga ya?

Unknown mengatakan...

Daftarnya gmn MB?