Senin, 21 September 2015

Dicecar Cacar

Tepat dua pekan Kaka izin nggak sekolah. Alasannya, sakit, cacar sih tepatnya. Virus yang bikin kulit orang bintil-bintil berisi air itu menyerang Kaka sekitar minggu pertama September. Awalnya saya melihat ada luka di mukanya, seperti kulit terbuka, ketika bangun tidur. Saya kira itu karena Kaka nggak sengaja mencakar kulitnya sendiri waktu tidur. Esoknya, muncullah bintil-bintil berisi air itu. Di punggung, di tangan, di kaki, dan di wajah tentunya. Untungnya cacar air zaman sekarang nggak ganas. Kaka hampir dibilang nggak panas. Pas malam pertama aja dia agak hangat, mungkin sekitar 37,5. tapi besoknya adem lagi, seterusnya sampai akhirnya kemarin sembuh. Saya pun tak ke dokter secara resmi. Cuma konsultasi ke sepupu yang memang dokter, yang lagi main ke rumah. Katanya, ke dokter mana pun nggak bakal dikasih obat. Paling dikasih imboost atau multivitamin lain untuk memperkuat daya tahan tubuh dan bedak salisil. Kalau panas, paling dikasih obat penurun panas. Maka, tana ke dokter, saya beli aja itu secara bebas. Kaka memang nggak panas lagi, maka saya nggak kasih obat panas. Biarin aja dia main seperti biasa di rumah. Cuma saya usahakan minim kontak dengan orang lain, termasuk adik sepupu teman mainnya sehari-hari. Jadi, si Kaka dikurung aja di rumah. Pernah suatu hari, pertengahan pekan kedua izin, Kaka kangen sekolah. Saya pun mengantarnya. Awalnya nggak masalah. tapi begitu saya pulang, sebuah pesan singkat masuk di ponsel saya. Isinya, saya diminta ke sekolah untuk membicarakan kondisi Kaka yang kayaknya belum sehat benar. Bukan persoalan Kakanya, Kaka sih udah siap sekolah, tapi persoalan teman-temannya yang takut ketularan. Karena, konon cacar itu akan menular ketika masa menjelang sembuh. Hari itu Kaka tetap sekolah, tapi keesokan harinya izin lagi sampai tadi. Ah semoga nggak sakit lama lagi ya...

Tidak ada komentar: