Rabu, 16 Oktober 2013
Kehilangan Abba
Abba, bapak saya, begitu akrab dengan Kaka. Abba menemani Kaka tumbuh. Abba ada di dekat Kaka bahkan sebelum ia dilahirkan. Abba juga setiap hari di rumah sakit waktu saya dirawat lima hari pascamelahirkan Kaka. Waktu Kaka pertama kali bisa bicara, Abba-lah yang dipanggilnya. Sehari-hari, kala saya harus bekerja, Kaka juga menghabiskan waktu dengan Abba meskipun ada neneknya, ibu daya, dan si ifa, pengasuhnya. Maka, ketika Abba pulang ke Lampung, Kaka merasa kehilangfan. Dia seringkali nanya, "Mana Abba?"
Abba telah berpulang, Rabu, 2 Oktober lalu, setelah sakit sepekan. Abba mengalami darah tinggi, lalu stroke, koma, dan meninggal dunia. Prosesnya begitu cepat. Saya sempat bertemu dengan Abba di hari terakhirnya, meskipun sudah dalam keadaan tidak sadar.
Kaka tidak. Terakhir kali kaka berjumpa, ya akhir September itu, ketika Abba akan pulang ke Lampung. Selasa, 17 Oktober 2013. Sepekan setelah di Lampung, Abba pun sakit. Saya sempat beritahu Kaka. Dan Kaka sering berkicau dengan sendirinya, "Abba sakit, di Lampung." Dengan bahasa dia tentunya.
Saat saya menjenguk Abba di rumah sakit, Kaka nggak ikut. Dia datang ketika Abba sudah meninggal dunia, langsung ke rumah. Saya sempat memperlihatkan jenazah Abba ke dia. Tapi dia tentu saja belum mengerti. Dia tetap bilang, Abba sakit, di Lampung."
Ah, Abba. Ah, Kaka. Abba memang lamban, tapi Abba sangat saya andalkan untuk bantu jaga Kaka ketika neneknya pergi. Sering juga Abba saya mintai tolong jaga Kaka sendiri, ketika si ifa juga pergi. Satu yang paling saya ingat tentang Abba dan Kaka adalah saat Abba manggil Kaka, "Kaka..." dengan suara setengah seraknya, ketika melihat Kaka main sendiri. Sering juga Abba membawa Kaka keluar rumah, jalan pagi melihat anjing.
Kaka sering juga manggil Abba dari kejauahn. Ketika Abba di rumah adik saya, yang ada di seberang rumah, misalnya. Atau ketika Abba lewat depan rumah untuk ek warung. Dan Kaka selalu lompat-lompat saat menyerukan namanya. Kaka senang bersama Abba.
Ah, Abba, Kaka pasti akan rindu Abba. Semoga Abba tenang di sana, dan kami bisa berjumpa lagi dalam keadaan yang lebih bahagia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar