Jumat, 23 November 2012

burung, cumi-cumi, atau...titit!

Apa kata ganti yang kamu gunakan untuk penis Si Kecil? Saya sih nggak ngasih nama khusus. Karena papanya udah terlanjur ngasih tau bahwa itu disebut titit. Nenek saya juga. Ibu saya juga. Jadi, Kaka kalau nyebut penisnya, ya titit itu. Tapi, teman-teman saya ngajarin kata ganti yang beda ke anak-anaknya. Ada yang cumi-cumi, karena memang mirip, kan. ada juga yang burung, itu standar. Ada juga ya nama aslinya, penis. Kalau temen saya yang satu lagi, ngajarinnya bird, cuma versi inggrisnya burung aja sih. Nah, Si Kaka sebenernya pengen gue ajarin pake kata ganti yang lain, tapi udah telat ah. Saya juga belum mikirin kata pengganti yang tepat. Sekarang, kata titit udah nempel, ya sudahlah. nggak salah juga kok. Tapi, Kaka itu suka salah sebut, antara "titit" dan "dudut". Oh ya, "dudut" adalah kata pengganti untuk nyebut perut. Kata itu muncul dari perut Kaka yang gendut, dulu. Jadi, salah satu omnya manggit dia dudut. Nah, kalo lg telanjang, dia suka megang perut dan bilang "titit", tapi seringjuga megang penis dan bilang "dudut". Ah, Si Kaka... Nanti kamu akan tahu beda keduanya, Nak. Kamu juga akan tahu sebutan yang benar untuk penis.

Cicak... Hap

Cicak cicak di dinding, diam-diam merayap, datang seekor nyamuk, hap! lalu ditangkap. Sekali lagi soal cicak, hehe. Kali ini lagunya. Karena Kaka suka cicak, saya sering nyanyiin lagu ini kalo lagi sama Kaka. Dan dia langsung inget. Cuma ingetnya nggak utuh. Baru aja nyanyiin kata pertamanya, "cicak..." dia langsung ngomong "hap!" Dan begitu terus. Akhirnya, belum mulai nyanyi pun dia uda ngomong "hap!" duluan. oh ya, soal "hap!" ini, Kaka pernah bingung antara "muah" (nyium) dengan "hap!" Mungkin karena terlalu sering ngucapin dua kata itu, dia jadi bingung kapan saat yangtepat untuk "hap!' dan kapan "muah". Pernah dia diminta salaman, cium tangan, bukannya "muah" seperti biasa, dia malah ngucap "hap!". haha.

Kata-kata Kaka

Wah... udah lama nggak isi blog ini. Padahal Kaka punya banyak sekali cerita. Terakhir apa, ya? Oh...soal Kaka dirawat inap karena diare. Sekarang Kaka lagi jadi beo, suka ngikutin omongan orang. Kalo kita ngomong, "nggak ada" dia juga akan ikut "da ada". Kalo dia jatuh, dia akan ngomong "jatuhhhhh...". Dia juga faseh ngomong "miong" untuk kucing, "tcitcak" untuk "cicak" dll. Memang ada masanya anak belajar bicara. Kalao dari literatur yang saya baca, anak ngucapin kata pertamanya dengan jelas, dengan makna yang benar di kepalanya, di usia satu tahun. Nah, Si Kaka kan udah 15 bulan ya, alias 1 tahun 3 bulan. Dari dulu dia bisa ngomong "tjitcak" karena dia suka banget sama binatang nempel di tembok itu, sampe-sampe pesawat pun dia bilang "tcitcak", lampu juga dibilang tcitcak, pokoknya semua yang di atas dia bilang tcitcak. Sekarang nggak lagi. Dia udah tau tcitcak itu adalah binatang yang nempel di tembok, pesawat itu beda lagi, lampu juga beda. tapi dia belum bisa ngomong pesawat atau awat, lampu pun belum. Cuma, dia nggak namain dua benda itu dengan tcitcak lagi. Dari bayi, dia juga sering banget ngomong "jatuh", tapi dengan pengucapan yang agak kurang jelas, kadang-kadang terdengar "tatuu", "dak doo", atau jelas "jatuh". Sekarang omongannya itu udah jelas juga. Tiap dia berdiri terus nggak sengaja terduduk, dia akan ngomong "jatuuuhhh", dengan penekanan pada bagian belakang. Atau kalau dia megang sesuatu, dan yang dia pegang itu jatuh, dia akan ngomong kata yang sama. Mungkin nih ya, dulu waktu baru belajar jalan, emak saya sering kasih peringatan ke dia, "awas jatuh". Saking seringnya kata itu dia denger, jadinya nempel di kepalanya. Nggak lama lagi, kata-kata Kaka semakin banyak. Katanya sih, di usia 1,5 tahun, setiap hari akan ada beberapa kata baru yang dia tahu. Sebenernya bukan kata baru, karena dia udah tahu jauh sebelum dia bisa ngucapinnya. Dia tahu dari ucapan yang dia denger dari orang-orang di sekitar dia sehari-hari. Tapi dia tampung dulu, terus katanya nanti ada masanya dia ngeluarin kata-kata yang dia tahu itu. Hm... artinya, meskipun anak seumur Kaka belum bisa ngomong, jangan ngomong kasar atau yang nggak layak deh di depan mereka.